Pesawat Amphibi, Terobosan Industri Kedirgantaraan untuk Mendukung Pengembangan Sektor Pariwisata Indonesia

Pesawat amfibi N219A buatan Indonesia

Saya masih ingat saat pertama kali menginjakkan kaki di Pantai Menganti, Kebumen, Jawa Tengah. Ketika berdiri di tepian tebing sambil memandang laut lepas di bawah saya, angin sepoi-sepoi seakan membawa raga ini terbang bersamanya. Tak seperti hari ini, Menganti kala itu masih begitu perawan, sepi, dan jauh dari sentuhan tangan manusia.

Bicara tentang wisata, tahu kah Teman-teman jika saat ini Indonesia tengah menargetkan adanya peningkatan pada sektor pariwisata? Pemerintah berharap di tahun 2024 nanti Indonesia bisa meraih angka yang signifikan untuk laju pertumbuhan sektor wisatanya. 

Menurut buku Peta Jalan Pengembangan Ekosistem Industri Kedirgantaraan Indonesia 2022-2045 yang diluncurkan oleh Kementerian PPN/Bappenas, Indonesia menargetkan angka sebanyak 1,2 sampai dengan 1,4 miliar perjalanan domestik dan 9,5 sampai dengan 14,3 juta wisatawan mancanegara pada tahun tersebut.

Kondisi lanskap negeri kita yang berupa archipelago pun menjadi sebuah tantangan tersendiri yang sedang berusaha ditaklukkan oleh para stakeholder dan pemangku kepentingan terkait.

Maskapai penerbangan menjadi solusi yang prospektif untuk mendukung tercapainya target. Apalagi, mengingat jumlah pulau di wilayah nusantara yang mencapai ribuan, tepatnya ada 17.000 pulau. 

Untuk itu, maksimalisasi lini transportasi udara untuk menghubungkan tiap wilayah di Indonesia yang saling terpisah oleh area perairan wajib untuk ditindaklanjuti.

Ini termasuk ke dalam program peningkatan aksesibilitas daerah Terdalam, Terluar, Terisolir, dan Perbatasan (untuk selanjutnya disebut 3T 1P) yang sedang dijalankan. 

Selama ini banyak orang ingin menikmati keindahan destinasi wisata yang ada di daerah tersebut tapi mengalami beberapa kendala, misalnya alat transportasi.

Sehubungan dengan itu, infrastruktur penerbangan akan dikembangkan di 29 daerah 3T 1P yang mana hal tersebut juga tertuang di Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perhubungan Udara tahun 2022-2024.

PT Dirgantara Indonesia sebagai produsen pesawat utama di Indonesia akan fokus turut membuka jalan yang selama ini belum tergarap secara maksimal. Tak hanya untuk Pulau Jawa, tetapi secara bertahap juga akan menggarap pulau-pulau terluar Indonesia.

Maskapai yang Sudah Menggarap Sektor Pariwisata Indonesia Terluar

Pantai Kelingking, Bali

Setidaknya sejak tahun 2015 silam, beberapa maskapai penerbangan Indonesia telah lebih dulu melakukan pembukaan jalur terhadap daerah pariwisata di luar pulau Jawa. Siapa saja kah mereka? Mari kita simak!
  1. Wings Air, yang sangat getol menghubungkan berbagai daerah di wilayah Sumatera, Sulawesi, hingga Papua yang terkenal dengan Raja Ampat.
  2. Lion Air, perusahaan transportasi ini sangat berjasa dalam melayani penerbangan antarkota di provinsi Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat dan mampu mengakses sekitar Labuan Bajo, Pulau Komodo, Sumba, Sumbawa, dan juga Bima.

Mari kita ambil contoh Raja Ampat dan Labuan Bajo. Siapa yang tak pernah mendengar kedua nama itu? Anak zaman now pasti sudah tak asing lagi, bukan? 

Ya. Kedua nama tersebut merupakan contoh lokasi yang sangat potensial untuk dijadikan pariwisata andalan Indonesia. Sayangnya, minat wisatawan yang tinggi belum dibarengi alat transportasi yang memadai—pesawat terbang.

Dikutip dari laman resmi milik Badan Pusat Statistik Nasional Indonesia, jumlah penumpang pesawat domestik selama periode Januari hingga Juni 2022 naik sebanyak 91,81% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, menjadi 33,9 juta orang. 

Sementara itu, jumlah wisatawan mancanegara yang masuk juga mengalami kenaikan sangat signifikan sebesar 929,66% menjadi 743,21 ribu orang. Wow!

Angka tersebut patut diapresiasi mengingat kelesuan yang terjadi sepanjang pandemi COVID-19 beberapa tahun ke belakang.

Tentu saja kenaikan tersebut juga harus diimbangi dengan peningkatan fasilitas yang memadai guna terus mempertahankan kemajuan yang telah susah payah dicapai.

Salah satu opsi yang dapat ditempuh yaitu dengan lebih memperhatikan lini transportasi udara, khususnya pada bidang industri pesawat terbang. Kita butuh pesawat yang bisa menempuh medan berupa archipelago untuk dapat sampai ke titik-titik terdalam.

Tanjung Pinang, contoh kepulauan/archipelago

PT Dirgantara Indonesia terus bekerjasama dengan pemerintah untuk memudahkan mobilitas para pelancong yang datang mengeksplorasi keindahan alam melalui rencana-rencana yang telah tertulis dalam Peta Jalan Pengembangan Ekosistem Industri Kedirgantaraan Indonesia 2022-2045.

Batara Silaban, Director of Production PT Dirgantara Indonesia dalam Acara Puncak Indonesia Development Forum 2022 menyampaikan hal senada tentang kondisi wilayah Indonesia yang merupakan negara kepulauan serta urgensi pengembangan industri penerbangan sebagai solusi, khususnya perihal proyek pesawat amfibi.

"Development yang sedang kita lakukan sekarang adalah yang amfibi. Ini contoh daerah kepulauan Riau dengan 2400 islands dan delapan airports dan Maluku 834 islands delapan airports. Kami mengidentifikasikan kurang lebih ada 67 kebutuhan amfibi untuk mendukung tourism, untuk mendukung daerah-daerah yang memang lebih accessible dengan perairan. Kita estimasikan ada 54 unit (pesawat amfibi)," ungkapnya.

Pengembangan fasilitas tersebut merupakan contoh aksi nyata mendukung program eksplorasi destinasi wisata yang tengah digalakkan pemerintah di mana sebagian wilayahnya masih sulit diakses karena keterbatasan infrastruktur transportasi yang memadai tadi.

Pesawat amphibi—N219A—yang tengah dikembangkan sangat fleksibel dan sesuai dengan karakteristik wilayah Nusantara. Keunggulannya dalam mencakup wilayah perairan (danau, laut, teluk, dan sungai besar) dan juga daratan memberi harapan besar bagi kemajuan transportasi antar pulau di Indonesia.

Menurut Batara, pesawat N219A dapat digunakan pada banyak sektor. Tak hanya perjalanan komersil, N219A juga cocok untuk lini pariwisata, pengembangan kesehatan masyarakat, penanggulangan bencana, perjalanan dinas, hingga pengawasan maritim.

Masih menurut Batara, potensi terbesar ada pada bidang pariwisata. Dengan kemampuan lintas udara, daratan, dan perairan, pesawat tersebut akan mampu mengakomodasi daerah 3T1P yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. 

Profil Pesawat N219A

Pesawat ini punya kecepatan maksimum sampai dengan 296 kilometer per jam di ketinggian maksimum 10.000 kaki. Membawa beban seberat 1560 kilogram, pesawat tersebut bisa menempuh perjalanan hingga 231 kilometer jauhnya.

Untuk keperluan take-off, pesawat ini membutuhkan landasan pacu sepanjang 500 meter untuk ketinggian 35 kaki. Sedangkan dari perairan, jarak yang dibutuhkan lebih jauh, yaitu 1.400 meter. Selanjutnya, jarak ideal yang dibutuhkan untuk landing adalah 590 meter untuk di darat, 760 meter untuk di laut, dengan ketinggian landing 50 kaki.

Teman-teman pasti penasaran juga, kan, dengan ukuran pesawat N219A tersebut? Ya. Pesawat ini punya ukuran yang masuk kategori kecil-menengah. Ia mampu memuat sebanyak 10 s.d. 20 penumpang. 

Pesawat N219A menggunakan sepasang kaki pelampung di sisi kiri dan kanan (floater) yang terletak di bagian bawah. Fungsi dari floater adalah untuk pengganti roda sehingga dapat melakukan lepas landas (take off) serta pendaratan (landing) di permukaan air.

Destinasi Wisata Utama di Indonesia

Teluk Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT

Sebanyak 10 destinasi pariwisata prioritas telah ditetapkan pemerintah untuk jadi fokus teratas. Di samping itu, destinasi wisata di luar pulau Jawa juga tak luput dari perhatian.

Masih dikutip dari buku Peta Jalan Pengembangan Ekosistem Industri Kedirgantaraan Indonesia 2022-2045 yang diluncurkan oleh Kementerian PPN/Bappenas, berikut adalah daftar destinasi pariwisata dalam RPJMN 2022-2024:
  1. Danau Toba dan sekitarnya
  2. Bukittinggi - Padang
  3. Bangka - Belitung
  4. Ujung kulon - Halimun - Bandung - Pangandaran
  5. Borobudur dan sekitarnya
  6. Bromo - Tengger -Semeru
  7. Banyuwangi
  8. Batam - Bintan
  9. Bali
  10. Labuan Bajo
  11. Lombok - Mandalika
  12. Sambas - Singkawang
  13. Derawan - Berau
  14. Manado - Likupang
  15. Morotai
  16. Raja Ampat
  17. Biak - Teluk Cendrawasih

Kesimpulan

Dengan proporsi jumlah penduduk usia produktif yang diperkirakan akan menjadi lebih besar pada tahun 2045 nanti, maka tak hanya perekonomian yang kian terdorong, melainkan laju mobilitas juga akan melesat naik.

Tekanan kerja di era itu membuat masyarakat menjadi rawan stres sehingga membutuhkan penyegaran lebih. Dengan tingkat kesejahteraan yang memadai, mengunjungi berbagai destinasi wisata alam bisa menjadi pilihan yang bagus untuk mengusir penat akibat tekanan pekerjaan.

Dengan adanya kemudahan akses menuju destinasi pariwisata dalam negeri, perkembangan sektor pariwisata pun terjadi dan secara otomatis akan mendorong pertumbuhan ekonomi pada saat bersamaan.

Selain itu, harus diingat bahwa sektor pariwisata juga dapat meningkatkan pendapatan devisa dan menciptakan lapangan kerja.

Beberapa hal diketahui menjadi penghambat perkembangan pariwisata Indonesia, di antaranya kurangnya publikasi dan sarana mobilitas. 

Dengan adanya komitmen program Indonesia 2022-2045 oleh pemerintah dan PT Dirgantara Indonesia, sektor pariwisata akan lebih terekspos, maju, dan pada akhirnya mendorong laju pertumbuhan ekonomi menuju realisasi visi Indonesia menjadi negara maju dan berpendapatan tinggi di tahun 2045.


(diens)


Referensi

unsplash.com

nusatrip.com

bps.go.id

pexels.com

Buku Peta Jalan Pengembangan Ekosistem Industri Kedirgantaraan Indonesia 2022-2045

Kanal YouTube Bappenas Republik Indonesia



Posting Komentar untuk "Pesawat Amphibi, Terobosan Industri Kedirgantaraan untuk Mendukung Pengembangan Sektor Pariwisata Indonesia"